Mabuk Cinta Halal

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Wednesday, July 30, 2008

Student arrested for dumping newborn baby

Apa kata kita?

Student arrested for dumping newborn baby

By SYLVIA LOOI

IPOH: An 18-year-old student was detained for allegedly dumping her newborn baby.

State CID chief Senior Asst Comm (II) Ismail Yatim said a cleaning lady found the baby boy’s body in a hostel room of the institution of higher learning near here Wednesday.

“A roll call was then called by the hostel warden at noon to determine the baby’s mother,” he said.

The student gave herself away when the policemen, who were sent to the scene to investigate, noticed her pale face, said SAC (II) Ismail,

The student admitted to being the mother of the baby when the police questioned her, he said.

The baby’s remains were sent to Changkat Melintang Hospital for post-mortem, he added.

The girl has been released on police bail

Friday, July 25, 2008

Jodoh Memang Di Tangan Tuhan

Forwarded article from PPIM-NET.

Jodoh Memang di Tangan Tuhan
Kirim teman
Oleh Astri Kuntadi

Siang itu saya didatangi dua orang sahabat, mantan teman sekerja di Jogjakarta. Kami melepas rindu saling bercerita silih berganti dengan antusiasme tinggi mengenai keadaan kita masing masing saat ini. Maklum 2 th lebih kita dipisahkan oleh cita masing masing. Segelas es syrup dan segenggam kacang goreng yang setia menemani perbincangan kita, menambah harmonis nya suasana siang yang terik itu.

Lambat laun perbincangan mengarah juga ke masalah jodoh. Kebetulan salah seorang sahabat tersebut masih single meskipun usianya sudah lebih dari 35 th, usia ‘rawan’ untuk wanita menurut sebagian orang bila belum juga menikah. Seribu tanya mulai terlontar dalam benakku, bukankah Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan berpasang pasangan? Bukankah jodoh itu memang telah digariskan Tuhan, lantas mengapa ada hambanya yang setidaknya kasat mata telah memenuhi syarat untuk menikah belum juga dipertemukan dengan jodohnya? Bahkan ada yang sampai meninggalkan kefanaan dunia tanpa pendamping semasa hidupnya. Apakah ada manusia yang memang ditakdirkan untuk tidak menikah?

“Hei, kok melamun!”, teguran sahabatku itu menyadarkanku. ”Eh enggak ini kacang gorengnya renyah banget ya..., ” jawabku asal saat itu, tidak enak hati karena dia lah yang sedang aku lamunkan. Berhubung pertanyaan seputar jodoh masih saja berkecamuk di kepala, akhirnya dengan hati-hati kutanyakan juga pada sahabatku itu. ”Iya nih, belum ketemu jodoh, ”jawabnya enteng saat kutanyakan mengapa masih juga sendiri. ”Tolong carikan dong....yang sholeh, yang ganteng, yang pinter dan kaya ya, ”rajuknya menambahkan.
Waduh! Pikirku, apakah ini ya yang membuat sebagian orang sulit jalannya menemukan jodoh? Mereka mematok kriteria yang cukup tinggi dalam menentukan pasangan hidupnya. Meskipun sah sah saja dan memang harus begitu ya. Setiap orang pasti menginginkan yang terbaik. Tapi kembali lagi pada kenyataan, apakah benar ada manusia yang sesempurna itu?

Melihatku terpaku dengan pikiranku sendiri, kembali sahabatku tidak membiarkanku melamun berlama lama. ”Aku sudah berusaha, sudah banyak cara aku tempuh dalam usaha mencari pendamping hidupku ini, siapa sih yang ingin hidup sendiri, sementara teman teman yang lain banyak yang sudah menimang anak, bahkan dua seperti kamu ini ”ujarnya dengan mimik serius. ”Manusia itu kan tugasnya hanya ikhtiar dan berdoa, tawakal, kemudian sisanya terserah Allah yang memutuskan. Allah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan pastilah tidak sebatas hanya di dunia saja, kalau jodoh itu belum didapat di dunia ini, mungkin saja sudah dipersiapkan jodoh di akhirat nanti. Allah lebih tahu hikmah dari sebuah peristiwa, ”tambahnya dengan senyum penuh arti.

Saya salut akan jalan pikirannya yang amat positif menerima ketentuan Allah. ”Tapi apakah bisa dibilang hidupmu belum sukses karena belum berkeluarga? ”tanyaku ingin menggali lebih dalam sejauh mana kepiawaiannya memaknai kesabaran. ”Kesuksesan dalam hidup ini menurutku bukan tergantung seseorang mempunyai jodoh atau tidak di dunia ini, atau pangkat yang tinggi atau uang yang banyak, tetapi siapa yang nantinya dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka mereka itulah orang-orang yang sukses, yang menang, ”jawabnya. ”Janganlah kita hidup di dunia ini untuk menderita di akhirat nanti, sayang sekali kan, ”tambahnya. Saya hanya bisa mengangguk-angguk kagum.

Kuteguk es syrup yang tinggal setengah gelas, sejuknya menyelimuti kerongkongan, segarnya melenyapkan dahaga. Entah mengapa perbincangan siang itu membawa nuansa lain untukku dalam menyikapi kehidupan. Ada manusia yang belum juga menikah meski berusia lanjut dan terlihat menderita sekali hidupnya, kesepian dan tak jarang berperangai kurang menyenangkan bagi sekelilingnya.

Ada juga yang ridho menerima ketetapan Illahi, senantiasa positif thinking. Dalam surah Al-Baqarah/2: ayat 216 yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;” ada Allah. Sebetulnya manakah yang harus dipilih? Sejenak bila kita renungkan baik baik Pastilah insya Allah kita akan ringan menjalani setiap ketetapan dari Allah sang Maha Penyayang. Juga mengenai perihal perjodohan, yakinlah bahwa itu menang di tangan Tuhan.

Tuesday, July 22, 2008

Free - By Sami Yusuf




What goes through your mind?
As you sit there looking at me
Well I can tell from your looks
That you think I’m so oppressed
But I don’t need for you to liberate me

My head is not bare
And you can’t see my covered hair
So you sit there and you stare
And you judge me with your glare
You’re sure I’m in despair
But are you not aware
Under this scarf that I wear
I have feelings, and I do care

CHORUS:
So don’t you see?
That I’m truly free
This piece of scarf on me
I wear so proudly
To preserve my dignity...

My modesty
My integrity
So don’t judge me
Open your eyes and see...
“Why can’t you just accept me?” she says
“Why can’t I just be me?” she says
Time and time again
You speak of democracy
Yet you rob me of my liberty
And all I want is equality
Why can’t you just let me be free?



For you I sing this song
My sister, may you always be strong
From you I’ve learnt so much
How you suffer so much
Yet you forgive those who laugh at you
You walk with no fear
Through the insults you hear
Your wish so sincere
That they’d understand you
But before you walk away
This time you turn and say:

But don’t you see?
That I’m truly free
This piece of scarf on me
I wear so proudly
To preserve my dignity
My modesty
My integrity
So let me be
She says with a smile
I’m the one who’s free

Saturday, July 19, 2008

TAK NAK ROKOK!


“Banyak benar penyakit makcik ni doktor. Seluruh badan makcik rasa sakit-sakit, tak sedap badan entah kenapa. Makcik pun tak tahu. Makan ubat semakin bertambah sakit makcik. Sebab tu makcik tak ambil ubat,” makcik berusia 60 tahun itu mengadu sebaik duduk di kerusi pesakit di bilik rawatan di klinik pesakit luar.

“Makcik ada hisap rokok?” celahku setelah memberi ruang padanya mengemukakan aduannya. “Ada…” jawabnya. “Dah 30 tahun makcik merokok, sejak mengandung anak pertama makcik mengidam nak hisap rokok, sampai sekarang tak boleh berhenti,” jujur sahaja dia mengucapkan. Saya tersenyum memandangnya lantas membuat pemeriksaan fizikal.


MEROKOK DALAM ISLAM

Terdapat pendapat yang berbeza tentang hukum merokok. Ada yang mengatakan harus, makruh, makruh tahrim (mendekati haram) dan haram. Sebahagian besar ulama’ menyatakan bahawa merokok hukumnya haram. Ini berdasarkan dalil dari ayat-ayat Al-Quran:

“….dan mengharamkan kepada mereka segala benda yang buruk….” (Al-A’raf:157)

• Rokok boleh membawa kepada penyakit dan kematian:
Firman Allah yang bermaksud; “ Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) kerana menegakkan agama Allah dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan; dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha) perbuatan kamu, kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.” (Al-Baqarah:195).
Dari segi perubatan, tabiat merokok terbukti boleh meningkatkan faktor risiko untuk penyakit-penyakit yang merbahaya, antaranya;

1. Chronic Obstructive Pulmonary Disease, COPD (penyakit penyumbatan salur paru-paru kronik) – merupakan satu penyakit yang tidak berbalik dan menyebabkan kerosakan kekal pada salur pernafasan.
2. Kanser paru-paru (lung cancer) – menurut kajian, sebahagian besar kanser paru-paru (87%) berkait rapat dengan tabiat merokok. Ini kerana rokok mengandungi bahan kimia yang dikategorikan sebagai carcinogen (bahan kimia yang terbukti boleh menyebabkan kanser).
3. Merokok merupakan faktor risiko untuk sebahagian besar kanser lain termasuk kanser pundi kencing, kanser payudara, kanser perut, kanser larinks, kanser serviks dan buah pinggang.
4. Penyakit koronari jantung (coronary artery disease) – merokok juga meningkatkan risiko untuk mendapat serangan jantung dan berhenti merokok mengurangkan risiko serangan jantung sejajar dengan tempoh berhenti merokok itu sendiri.
5. Stroke (angina ahmar) – merokok seiring dengan penyakit tekanan darah tinggi dan diabetis mellitus meningkatkan risiko mendapat serangan strok.
6. Merokok dan ibu mengandung – merokok di kalangan ibu mengandung menambahkan risiko kematian bayi mengejut, kematian bayi di dalam kandungan dan kekurangan berat bayi ketika lahir.
7. Perokok pasif atau secondhand smoker (orang yang terdedah kepada asap rokok perokok) juga terdedah kepada bahaya penyakit paru-paru seperti kanser paru-paru dan boleh menyebabkan serangan penyakit asma juga jangkitan salur pernafasan di kalangan kanak-kanak.

• Rokok menyebabkan pembaziran dan tidak mendatangkan manfaat:
Firman Allah Ta’ala yang bermaksud; “….dan janganlah kamu membelanjakan hartamu dengan boros yang melampau. Sesungguhnya orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaitan, sedang syaitan itu adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya.”

• Merokok menghasilkan bau yang busuk dan mengganggu keselesaan persekitaran: - Merokok mendatangkan bau yang tidak menyenangkan malah menyakitkan kepada orang-orang yang tidak merokok.
Sabda Nabi SAW yang bermaksud; “Dosa itu adalah sesuatu yang menggelisahkan hati anda dan anda pula benci orang ramai melihatnya.”



“Makcik, boleh tolong berhenti merokok?” rendah suara saya menasihatinya. “Merokok boleh membahayakan kesihatan dan nyawa makcik; boleh merosakkan paru-paru, menyebabkan barah, penyakit jantung dan strok.” Makcik terangguk-angguk dengan wajah yang terkejut, seolah-olah baru tahu bahaya merokok. “Betul ke?” soalnya spontan. Saya mengangguk lantas menyambung, “Kajian telah membuktikannya makcik. Lagipun Islam juga melarang umatnya melakukan perkara yang mendatangkan mudharat serta menyebabkan pembaziran. Makcik masih muda dan makcik bertanggungjawab menjaga kesihatan makcik.” Mulut makcik itu sedikit terlopong, lantas dia mengangguk-angguk perlahan. “Terima kasih doktor,” ucapnya sebelum berlalu.

“Semoga terbuka hati makcik untuk menjaga dirinya sebaiknya dengan berhenti merokok,” doa saya di dalam hati.





Saturday, July 05, 2008

Pemergiannya....

Bagaimanapun kita merancang, ketentuan-Nya jua yang mengatasi. Biar tersusun agenda yang diharapkan, namun kudrat-Nya jua yang membatasi. Walau indah perjalanan hidup diimpikan, namun suka duka pasti bersilih ganti.

Percaturan Allah menjadikan saya insaf akan terlalu kerdilnya diri dan juga bahawa kehidupan dan kematian berada dalam gengaman-Nya.

Sedar tak sedar sudah 100 hari pemergian bapak ke alam baqa’ meninggalkan kami sekeluarga serta sahabat handai. Pemergian bapak, meski telah kami redhai, namun tetap terkesan di jiwa kami. Ingatan terhadapnya menghiasi hari-hari yang kami lalui, malah wajahnya kerapkali muncul dalam mimpi. Hanya doa dan sedikit amal (jika ada yang dinilai di sisi-Nya) kami hadiahkan untuknya.

Teringat saya saat-saat mendepani bapak dalam keadaan sakit. Minggu pertama menghadapi keadaan bapak yang menanggung kesakitan benar-benar menyedihkan bertambah apabila ayah didiagnos menghidap “Advanced Hepatacellular Carcinoma” – kanser hatinya merebak ke tulang belakang dan paru-paru. Bapak tak mampu berjalan dan mengawal usus dan pundi kencing kerana saraf tunjangnya diserang oleh barah.

Pengalaman berdepan dengan pelbagai jenis penyakit dalam pekerjaan saya menjadikan ia lebih menyakitkan kerana saya begitu memahami prognosis (outcome) penyakit bapak. Saya menangis sepanjang minggu. Solat, makan, bicara, mengaji, mandi ditemani air mata. Saya hanya berkongsi rasa dengan mak yang menyembunyikan deritanya demi menghiburkan hati kami adik-beradik.

Seminggu berlalu saya dan keluarga saling menguatkan. Sokongan dari Shazni, Nurul, Hamas, Khadijah, Gee, Azreen, Zuria dan sahabat-sahabat lain menguatkan. Tafakur saya dalam saat kesedihan itu melembutkan hati saya menginsafi bahawa ujian Allah datang dalam pelbagai bentuk dan saya perlu mencari hikmahnya. Saya mensyukuri bahawa apa yang saya alami bukanlah apa-apa dibandingkan dengan ujian para rasul dan sahabat. Saya malu kerana lebih ramai orang yang lebih menderita dari saya. Saya menyedari bahawa bagi orang yang mempercayai-Nya, tiada erti putus asa dan kecewa.

Oh Tuhan, betapa besar kasih-Mu, dalam mehnah-Mu ada rahsia petanda kebesaran jua kasih sayang-Mu.

Dua bulan saya dan adik beradik melayani bapak, memenuhi segala keperluannya dengan penuh kasih sayang, menghiburkannya bahawa kesakitan itu tanda kasih sayang Allah padanya. Bapak menghadapi kesakitannya dengan kesabaran walau kadangkala air mata nya tumpah mengenangkan nasibnya. Kerap juga bapak memberi nasihat pada saya, Along dan Angah agar tidak mengabaikan adik-adik. Dalam tempoh itu, tiga kali bapak dimasukkan ke hospital.

Saya dan keluarga tak putus berdoa, dengan keyakinan bahawa yang apa yang berlaku dalam genggaman-Nya dan Dia Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.
Tanggal 28 Mac bapak dimasukkan ke hospital kerana sesak nafas. Bapak terlalu lemah hingga tidak mampu minum dan bercakap. Tanggal 29 Mac 2008 jam 7.45 pagi, bapak menghembuskan nafas terakhir di hadapan saya setelah kalimah syahadah saya bisikkan lembut ke telinganya. Air mata saya tumpah lagi mengiringi pemergiannya. Sebesar mana kasih sayang saya pada bapak, besar lagi jasa, pengorbanan dan cintanya pada saya. Pasti besar lagi rahmat Allah buatnya. Semoga kesakitan dan derita yang ditanggunggnya itu menjadi kaffarah dosa-dosanya.

Semoga Allah mengampunkannya, memudahkan hisabnya dan mempertemukan kami dalam redha-Nya.

p/s: Bagi yang masih mempunyai ayah/bapa/bapak, kasihilah mereka dan tunjukkan kasih sayang anda...

Wani Oh Wani


p/s: Entri ini telah lama saya siapkan, cuma baru berkesempatan memasukkan di blog saya..khusus untuk Wani...



24 Mei 2008

Union Book Centre, Boulevard, Miri City

Saya berlegar-legar di dalam kedai buku itu, membelek buku-buku dan memilih beberapa buah buku yang saya ingini. Tiba-tiba mata saya bertembung dengan wajah yang rasanya saya kenali. “Wani….” bisik hati saya. Saya senyum pada gadis itu, wajahnya pada mulanya menunjukkan rasa agak terkejut, kemudian perlahan membalas senyuman saya ringkas dengan wajah ragu. “Mungkin salah orang, “ bisik hati saya. Mungkin pelanduk dua serupa, saya cuba melupakan.


Kuarters Hospital Miri

SMS dari Wani petang itu setelah sekian lama menyepi mengujakan saya. Apa benar dia yang saya temui di Boulevard tadi?
“Kitak kat sine?” saya bertanya penuh rasa ingin tahu.
“Kamek kat Miri, tengah cuti. Kitak sine?” balas Wani.
Sah…memang Wani yang saya lihat tadi. Saya tersenyum sendiri sambil menggeleng kepala.
“Kamek kat Miri, datang sekejap ngambik barang ngan kereta mek. Kitak ada berjalan di Boulevard tek kah? Macam nangga kitak jak..” Tanya saya memancing.
“Ya Allah…benalah kitak yang kamek tangga ya. Ya Allah…” balas Wani

Saya ketawa sendiri, lucu sungguh bercampur rasa malu yang amat sangat dengan kecuaian saya mengingati ikhwah seperjuangan. Kesal pun ada kerana kegagalan saya menghulurkan salam pada pertemuan tadi. Kami pernah bersua muka dua kali dalam pertemuan singkat, namun kecuaian saya tidak dapat saya maafkan.


Rumah Wani, Lorong Pujut 9

Peristiwa itu berhikmah dengan pertemuan kami di kediaman Wani di Pujut bertemankan Hasma. Kami bertemu muka dan bersalaman dalam tawa yang belum usai. Rasa malu dan lucu terus mengusik sambil bercerita semula pengalaman tadi.

Sejam bertandang di rumah Wani sambil kami bertiga berbual-bual perkembangan masing-masing dan isu semasa. Sesekali diselitkan gurauan tentang peristiwa lucu itu. Yang lebih menarik, rupa-rupanya saya dan Wani membeli buku yang sama pada masa yang hampir sama dan di tempat yang sama - Novel terbaru Fatimah Syarha Mohd Noordin; Syabab Musafir Kasih. Air milo buatan Wani yang sedap saya habiskan secawan. Pertemuan singkat itu kami akhiri dengan sesi bergambar.

Pastinya saya akan mengingati Wani sampai bila-bila kerana kenangan antara kami tidak mungkin dilupakan.

Wednesday, July 30, 2008

Student arrested for dumping newborn baby

Apa kata kita?

Student arrested for dumping newborn baby

By SYLVIA LOOI

IPOH: An 18-year-old student was detained for allegedly dumping her newborn baby.

State CID chief Senior Asst Comm (II) Ismail Yatim said a cleaning lady found the baby boy’s body in a hostel room of the institution of higher learning near here Wednesday.

“A roll call was then called by the hostel warden at noon to determine the baby’s mother,” he said.

The student gave herself away when the policemen, who were sent to the scene to investigate, noticed her pale face, said SAC (II) Ismail,

The student admitted to being the mother of the baby when the police questioned her, he said.

The baby’s remains were sent to Changkat Melintang Hospital for post-mortem, he added.

The girl has been released on police bail

Friday, July 25, 2008

Jodoh Memang Di Tangan Tuhan

Forwarded article from PPIM-NET.

Jodoh Memang di Tangan Tuhan
Kirim teman
Oleh Astri Kuntadi

Siang itu saya didatangi dua orang sahabat, mantan teman sekerja di Jogjakarta. Kami melepas rindu saling bercerita silih berganti dengan antusiasme tinggi mengenai keadaan kita masing masing saat ini. Maklum 2 th lebih kita dipisahkan oleh cita masing masing. Segelas es syrup dan segenggam kacang goreng yang setia menemani perbincangan kita, menambah harmonis nya suasana siang yang terik itu.

Lambat laun perbincangan mengarah juga ke masalah jodoh. Kebetulan salah seorang sahabat tersebut masih single meskipun usianya sudah lebih dari 35 th, usia ‘rawan’ untuk wanita menurut sebagian orang bila belum juga menikah. Seribu tanya mulai terlontar dalam benakku, bukankah Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan berpasang pasangan? Bukankah jodoh itu memang telah digariskan Tuhan, lantas mengapa ada hambanya yang setidaknya kasat mata telah memenuhi syarat untuk menikah belum juga dipertemukan dengan jodohnya? Bahkan ada yang sampai meninggalkan kefanaan dunia tanpa pendamping semasa hidupnya. Apakah ada manusia yang memang ditakdirkan untuk tidak menikah?

“Hei, kok melamun!”, teguran sahabatku itu menyadarkanku. ”Eh enggak ini kacang gorengnya renyah banget ya..., ” jawabku asal saat itu, tidak enak hati karena dia lah yang sedang aku lamunkan. Berhubung pertanyaan seputar jodoh masih saja berkecamuk di kepala, akhirnya dengan hati-hati kutanyakan juga pada sahabatku itu. ”Iya nih, belum ketemu jodoh, ”jawabnya enteng saat kutanyakan mengapa masih juga sendiri. ”Tolong carikan dong....yang sholeh, yang ganteng, yang pinter dan kaya ya, ”rajuknya menambahkan.
Waduh! Pikirku, apakah ini ya yang membuat sebagian orang sulit jalannya menemukan jodoh? Mereka mematok kriteria yang cukup tinggi dalam menentukan pasangan hidupnya. Meskipun sah sah saja dan memang harus begitu ya. Setiap orang pasti menginginkan yang terbaik. Tapi kembali lagi pada kenyataan, apakah benar ada manusia yang sesempurna itu?

Melihatku terpaku dengan pikiranku sendiri, kembali sahabatku tidak membiarkanku melamun berlama lama. ”Aku sudah berusaha, sudah banyak cara aku tempuh dalam usaha mencari pendamping hidupku ini, siapa sih yang ingin hidup sendiri, sementara teman teman yang lain banyak yang sudah menimang anak, bahkan dua seperti kamu ini ”ujarnya dengan mimik serius. ”Manusia itu kan tugasnya hanya ikhtiar dan berdoa, tawakal, kemudian sisanya terserah Allah yang memutuskan. Allah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan pastilah tidak sebatas hanya di dunia saja, kalau jodoh itu belum didapat di dunia ini, mungkin saja sudah dipersiapkan jodoh di akhirat nanti. Allah lebih tahu hikmah dari sebuah peristiwa, ”tambahnya dengan senyum penuh arti.

Saya salut akan jalan pikirannya yang amat positif menerima ketentuan Allah. ”Tapi apakah bisa dibilang hidupmu belum sukses karena belum berkeluarga? ”tanyaku ingin menggali lebih dalam sejauh mana kepiawaiannya memaknai kesabaran. ”Kesuksesan dalam hidup ini menurutku bukan tergantung seseorang mempunyai jodoh atau tidak di dunia ini, atau pangkat yang tinggi atau uang yang banyak, tetapi siapa yang nantinya dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka mereka itulah orang-orang yang sukses, yang menang, ”jawabnya. ”Janganlah kita hidup di dunia ini untuk menderita di akhirat nanti, sayang sekali kan, ”tambahnya. Saya hanya bisa mengangguk-angguk kagum.

Kuteguk es syrup yang tinggal setengah gelas, sejuknya menyelimuti kerongkongan, segarnya melenyapkan dahaga. Entah mengapa perbincangan siang itu membawa nuansa lain untukku dalam menyikapi kehidupan. Ada manusia yang belum juga menikah meski berusia lanjut dan terlihat menderita sekali hidupnya, kesepian dan tak jarang berperangai kurang menyenangkan bagi sekelilingnya.

Ada juga yang ridho menerima ketetapan Illahi, senantiasa positif thinking. Dalam surah Al-Baqarah/2: ayat 216 yang artinya: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;” ada Allah. Sebetulnya manakah yang harus dipilih? Sejenak bila kita renungkan baik baik Pastilah insya Allah kita akan ringan menjalani setiap ketetapan dari Allah sang Maha Penyayang. Juga mengenai perihal perjodohan, yakinlah bahwa itu menang di tangan Tuhan.

Tuesday, July 22, 2008

Free - By Sami Yusuf




What goes through your mind?
As you sit there looking at me
Well I can tell from your looks
That you think I’m so oppressed
But I don’t need for you to liberate me

My head is not bare
And you can’t see my covered hair
So you sit there and you stare
And you judge me with your glare
You’re sure I’m in despair
But are you not aware
Under this scarf that I wear
I have feelings, and I do care

CHORUS:
So don’t you see?
That I’m truly free
This piece of scarf on me
I wear so proudly
To preserve my dignity...

My modesty
My integrity
So don’t judge me
Open your eyes and see...
“Why can’t you just accept me?” she says
“Why can’t I just be me?” she says
Time and time again
You speak of democracy
Yet you rob me of my liberty
And all I want is equality
Why can’t you just let me be free?



For you I sing this song
My sister, may you always be strong
From you I’ve learnt so much
How you suffer so much
Yet you forgive those who laugh at you
You walk with no fear
Through the insults you hear
Your wish so sincere
That they’d understand you
But before you walk away
This time you turn and say:

But don’t you see?
That I’m truly free
This piece of scarf on me
I wear so proudly
To preserve my dignity
My modesty
My integrity
So let me be
She says with a smile
I’m the one who’s free

Saturday, July 19, 2008

TAK NAK ROKOK!


“Banyak benar penyakit makcik ni doktor. Seluruh badan makcik rasa sakit-sakit, tak sedap badan entah kenapa. Makcik pun tak tahu. Makan ubat semakin bertambah sakit makcik. Sebab tu makcik tak ambil ubat,” makcik berusia 60 tahun itu mengadu sebaik duduk di kerusi pesakit di bilik rawatan di klinik pesakit luar.

“Makcik ada hisap rokok?” celahku setelah memberi ruang padanya mengemukakan aduannya. “Ada…” jawabnya. “Dah 30 tahun makcik merokok, sejak mengandung anak pertama makcik mengidam nak hisap rokok, sampai sekarang tak boleh berhenti,” jujur sahaja dia mengucapkan. Saya tersenyum memandangnya lantas membuat pemeriksaan fizikal.


MEROKOK DALAM ISLAM

Terdapat pendapat yang berbeza tentang hukum merokok. Ada yang mengatakan harus, makruh, makruh tahrim (mendekati haram) dan haram. Sebahagian besar ulama’ menyatakan bahawa merokok hukumnya haram. Ini berdasarkan dalil dari ayat-ayat Al-Quran:

“….dan mengharamkan kepada mereka segala benda yang buruk….” (Al-A’raf:157)

• Rokok boleh membawa kepada penyakit dan kematian:
Firman Allah yang bermaksud; “ Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) kerana menegakkan agama Allah dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya kebinasaan; dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala usaha) perbuatan kamu, kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.” (Al-Baqarah:195).
Dari segi perubatan, tabiat merokok terbukti boleh meningkatkan faktor risiko untuk penyakit-penyakit yang merbahaya, antaranya;

1. Chronic Obstructive Pulmonary Disease, COPD (penyakit penyumbatan salur paru-paru kronik) – merupakan satu penyakit yang tidak berbalik dan menyebabkan kerosakan kekal pada salur pernafasan.
2. Kanser paru-paru (lung cancer) – menurut kajian, sebahagian besar kanser paru-paru (87%) berkait rapat dengan tabiat merokok. Ini kerana rokok mengandungi bahan kimia yang dikategorikan sebagai carcinogen (bahan kimia yang terbukti boleh menyebabkan kanser).
3. Merokok merupakan faktor risiko untuk sebahagian besar kanser lain termasuk kanser pundi kencing, kanser payudara, kanser perut, kanser larinks, kanser serviks dan buah pinggang.
4. Penyakit koronari jantung (coronary artery disease) – merokok juga meningkatkan risiko untuk mendapat serangan jantung dan berhenti merokok mengurangkan risiko serangan jantung sejajar dengan tempoh berhenti merokok itu sendiri.
5. Stroke (angina ahmar) – merokok seiring dengan penyakit tekanan darah tinggi dan diabetis mellitus meningkatkan risiko mendapat serangan strok.
6. Merokok dan ibu mengandung – merokok di kalangan ibu mengandung menambahkan risiko kematian bayi mengejut, kematian bayi di dalam kandungan dan kekurangan berat bayi ketika lahir.
7. Perokok pasif atau secondhand smoker (orang yang terdedah kepada asap rokok perokok) juga terdedah kepada bahaya penyakit paru-paru seperti kanser paru-paru dan boleh menyebabkan serangan penyakit asma juga jangkitan salur pernafasan di kalangan kanak-kanak.

• Rokok menyebabkan pembaziran dan tidak mendatangkan manfaat:
Firman Allah Ta’ala yang bermaksud; “….dan janganlah kamu membelanjakan hartamu dengan boros yang melampau. Sesungguhnya orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaitan, sedang syaitan itu adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya.”

• Merokok menghasilkan bau yang busuk dan mengganggu keselesaan persekitaran: - Merokok mendatangkan bau yang tidak menyenangkan malah menyakitkan kepada orang-orang yang tidak merokok.
Sabda Nabi SAW yang bermaksud; “Dosa itu adalah sesuatu yang menggelisahkan hati anda dan anda pula benci orang ramai melihatnya.”



“Makcik, boleh tolong berhenti merokok?” rendah suara saya menasihatinya. “Merokok boleh membahayakan kesihatan dan nyawa makcik; boleh merosakkan paru-paru, menyebabkan barah, penyakit jantung dan strok.” Makcik terangguk-angguk dengan wajah yang terkejut, seolah-olah baru tahu bahaya merokok. “Betul ke?” soalnya spontan. Saya mengangguk lantas menyambung, “Kajian telah membuktikannya makcik. Lagipun Islam juga melarang umatnya melakukan perkara yang mendatangkan mudharat serta menyebabkan pembaziran. Makcik masih muda dan makcik bertanggungjawab menjaga kesihatan makcik.” Mulut makcik itu sedikit terlopong, lantas dia mengangguk-angguk perlahan. “Terima kasih doktor,” ucapnya sebelum berlalu.

“Semoga terbuka hati makcik untuk menjaga dirinya sebaiknya dengan berhenti merokok,” doa saya di dalam hati.





Saturday, July 05, 2008

Pemergiannya....

Bagaimanapun kita merancang, ketentuan-Nya jua yang mengatasi. Biar tersusun agenda yang diharapkan, namun kudrat-Nya jua yang membatasi. Walau indah perjalanan hidup diimpikan, namun suka duka pasti bersilih ganti.

Percaturan Allah menjadikan saya insaf akan terlalu kerdilnya diri dan juga bahawa kehidupan dan kematian berada dalam gengaman-Nya.

Sedar tak sedar sudah 100 hari pemergian bapak ke alam baqa’ meninggalkan kami sekeluarga serta sahabat handai. Pemergian bapak, meski telah kami redhai, namun tetap terkesan di jiwa kami. Ingatan terhadapnya menghiasi hari-hari yang kami lalui, malah wajahnya kerapkali muncul dalam mimpi. Hanya doa dan sedikit amal (jika ada yang dinilai di sisi-Nya) kami hadiahkan untuknya.

Teringat saya saat-saat mendepani bapak dalam keadaan sakit. Minggu pertama menghadapi keadaan bapak yang menanggung kesakitan benar-benar menyedihkan bertambah apabila ayah didiagnos menghidap “Advanced Hepatacellular Carcinoma” – kanser hatinya merebak ke tulang belakang dan paru-paru. Bapak tak mampu berjalan dan mengawal usus dan pundi kencing kerana saraf tunjangnya diserang oleh barah.

Pengalaman berdepan dengan pelbagai jenis penyakit dalam pekerjaan saya menjadikan ia lebih menyakitkan kerana saya begitu memahami prognosis (outcome) penyakit bapak. Saya menangis sepanjang minggu. Solat, makan, bicara, mengaji, mandi ditemani air mata. Saya hanya berkongsi rasa dengan mak yang menyembunyikan deritanya demi menghiburkan hati kami adik-beradik.

Seminggu berlalu saya dan keluarga saling menguatkan. Sokongan dari Shazni, Nurul, Hamas, Khadijah, Gee, Azreen, Zuria dan sahabat-sahabat lain menguatkan. Tafakur saya dalam saat kesedihan itu melembutkan hati saya menginsafi bahawa ujian Allah datang dalam pelbagai bentuk dan saya perlu mencari hikmahnya. Saya mensyukuri bahawa apa yang saya alami bukanlah apa-apa dibandingkan dengan ujian para rasul dan sahabat. Saya malu kerana lebih ramai orang yang lebih menderita dari saya. Saya menyedari bahawa bagi orang yang mempercayai-Nya, tiada erti putus asa dan kecewa.

Oh Tuhan, betapa besar kasih-Mu, dalam mehnah-Mu ada rahsia petanda kebesaran jua kasih sayang-Mu.

Dua bulan saya dan adik beradik melayani bapak, memenuhi segala keperluannya dengan penuh kasih sayang, menghiburkannya bahawa kesakitan itu tanda kasih sayang Allah padanya. Bapak menghadapi kesakitannya dengan kesabaran walau kadangkala air mata nya tumpah mengenangkan nasibnya. Kerap juga bapak memberi nasihat pada saya, Along dan Angah agar tidak mengabaikan adik-adik. Dalam tempoh itu, tiga kali bapak dimasukkan ke hospital.

Saya dan keluarga tak putus berdoa, dengan keyakinan bahawa yang apa yang berlaku dalam genggaman-Nya dan Dia Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.
Tanggal 28 Mac bapak dimasukkan ke hospital kerana sesak nafas. Bapak terlalu lemah hingga tidak mampu minum dan bercakap. Tanggal 29 Mac 2008 jam 7.45 pagi, bapak menghembuskan nafas terakhir di hadapan saya setelah kalimah syahadah saya bisikkan lembut ke telinganya. Air mata saya tumpah lagi mengiringi pemergiannya. Sebesar mana kasih sayang saya pada bapak, besar lagi jasa, pengorbanan dan cintanya pada saya. Pasti besar lagi rahmat Allah buatnya. Semoga kesakitan dan derita yang ditanggunggnya itu menjadi kaffarah dosa-dosanya.

Semoga Allah mengampunkannya, memudahkan hisabnya dan mempertemukan kami dalam redha-Nya.

p/s: Bagi yang masih mempunyai ayah/bapa/bapak, kasihilah mereka dan tunjukkan kasih sayang anda...

Wani Oh Wani


p/s: Entri ini telah lama saya siapkan, cuma baru berkesempatan memasukkan di blog saya..khusus untuk Wani...



24 Mei 2008

Union Book Centre, Boulevard, Miri City

Saya berlegar-legar di dalam kedai buku itu, membelek buku-buku dan memilih beberapa buah buku yang saya ingini. Tiba-tiba mata saya bertembung dengan wajah yang rasanya saya kenali. “Wani….” bisik hati saya. Saya senyum pada gadis itu, wajahnya pada mulanya menunjukkan rasa agak terkejut, kemudian perlahan membalas senyuman saya ringkas dengan wajah ragu. “Mungkin salah orang, “ bisik hati saya. Mungkin pelanduk dua serupa, saya cuba melupakan.


Kuarters Hospital Miri

SMS dari Wani petang itu setelah sekian lama menyepi mengujakan saya. Apa benar dia yang saya temui di Boulevard tadi?
“Kitak kat sine?” saya bertanya penuh rasa ingin tahu.
“Kamek kat Miri, tengah cuti. Kitak sine?” balas Wani.
Sah…memang Wani yang saya lihat tadi. Saya tersenyum sendiri sambil menggeleng kepala.
“Kamek kat Miri, datang sekejap ngambik barang ngan kereta mek. Kitak ada berjalan di Boulevard tek kah? Macam nangga kitak jak..” Tanya saya memancing.
“Ya Allah…benalah kitak yang kamek tangga ya. Ya Allah…” balas Wani

Saya ketawa sendiri, lucu sungguh bercampur rasa malu yang amat sangat dengan kecuaian saya mengingati ikhwah seperjuangan. Kesal pun ada kerana kegagalan saya menghulurkan salam pada pertemuan tadi. Kami pernah bersua muka dua kali dalam pertemuan singkat, namun kecuaian saya tidak dapat saya maafkan.


Rumah Wani, Lorong Pujut 9

Peristiwa itu berhikmah dengan pertemuan kami di kediaman Wani di Pujut bertemankan Hasma. Kami bertemu muka dan bersalaman dalam tawa yang belum usai. Rasa malu dan lucu terus mengusik sambil bercerita semula pengalaman tadi.

Sejam bertandang di rumah Wani sambil kami bertiga berbual-bual perkembangan masing-masing dan isu semasa. Sesekali diselitkan gurauan tentang peristiwa lucu itu. Yang lebih menarik, rupa-rupanya saya dan Wani membeli buku yang sama pada masa yang hampir sama dan di tempat yang sama - Novel terbaru Fatimah Syarha Mohd Noordin; Syabab Musafir Kasih. Air milo buatan Wani yang sedap saya habiskan secawan. Pertemuan singkat itu kami akhiri dengan sesi bergambar.

Pastinya saya akan mengingati Wani sampai bila-bila kerana kenangan antara kami tidak mungkin dilupakan.